Text
ANALISA PERBANDINGAN PRODUKSI 2 KLON KARET SLOW STARTER DAN 2 KLON QUICK STARTER DI KEBUN GUNUNG PARA PTP. NUSANTARA III (PERSERO)
XML
Penyadapan tanaman karet bertujuan untuk mendapatkan produksi karet kering yang optimal dari setiap pohon yang disadap sesuai kapasitas produksi klonnya. Apabila tidak didukung oleh kapasitas produksi tanaman yang memadai, perlakuan penyadapan yang berlebihan atau terlalu intensif tidak bermanfaat dan bahkan berdampak negatif dalam agribisnis tanaman karet. Produktivitas persiklus terkait dengan norma penyadapan, memerlukan kecermatan konsumsi kulit dan kedalaman sadap, umtuk mendapatkan hasil kulit pulihan yang baik.
Penelitian dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Gunung Para. Waktu penelitian selama 4 bulan (Maret - Juni 2020). Penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder berupa data tanaman karet tahun tanam 2012 terhadap 2 klon Slow starer (SS) yaitu AVROS 2037 dan GT 1 dan 2 klon Quick starte (QS) yaitu PB 260 dan PB 340 data diambil pada tahun 2018 (TM 1) dan 2019 (TM 2) dengan beberapa parameter : jumlah pohon disadap/ha, jumlah hari sadap/Ha, jumlah produktivitas tanaman karet ( Kg. KK/Ha), jumlah produksi per ha (Kg. KK/Ha) semester I dan II, prestasi harian penderes, gram karet kering perpohon, sebaran produksi tanaman karet (Kg. KK) perbulan dua tahun terakhir, sebaran curah hujan dua tahun terakhir, sebaran hari hujan dua tahun terakhir (tahun 2018 dan 2019).
Berdasarkan hasil analisa bahwa terjadi peningkatan produktivitas (Kg/Ha/Thn), produksi perpohon (Kg. KK/Phn) dikarenakan peningkatan pohon disadap/ha. Klon quick starter (PB 260 dan PB 340) pada saat TM 1 lebih cepat memenuhi kriteria matang sadap dilihat dari jumlah pohon disadap. Klon slow starter (AVROS 2037 dan GT 1) dengan frekuensi sadap D/5 memberikan gram KK/phn/hari sadap lebih tinggi dibandingkan klon quick starter (PB 260 dan PB 340) menggunakan frekuensi sadap D/4. Pada TM 2, klon AVROS 2037 dan GT 1 memperoleh produksi tertinggi berturut – turut sebesar 1.718 Kg. KK/Ha dan 1.444 Kg. KK/Ha dengan jumlah pohon disadap per Ha naik 19% dan 27% perubahan frekuensi sadap dari D/4 menjadi D/5. Klon quick starter (PB 260 dan PB 340) lebih sensitif (R² lebih besar) terhadap perbedaan distribusi curah hujan khususnya Kg. KK dibandingkan klon slow starter (AVROS 2037 dan GT 1). Perbedaan klon menjadi pertimbangan dalam implementasi perubahan sistem/rotasi sadap
Kata kunci : produksi, klon, slow starter, quick starter.
Detail Information
Item Type |
Bachelor's Thesis
|
---|---|
Penulis |
ADJI PRAYOGI - Personal Name
|
Student ID |
1601003
|
Dosen Pembimbing |
Aries Sukariawan - - Dosen Pembimbing 1
|
Penguji | |
Kode Prodi PDDIKTI | |
Edisi |
Published
|
Departement | |
Kontributor | |
Bahasa |
Indonesia
|
Penerbit | Institut Teknologi Sawit Indonesia : Institut Teknologi Sawit Indon., 2020 |
Edisi |
Published
|
Subyek | |
No Panggil |
2020
|
Copyright |
Individu Penulis
|
Doi |